Pesona Keris-Keris Ganan di Museum Pusaka TMII

Pesona Keris-Keris Ganan di Museum Pusaka TMII
Pameran “Pesona Keris Ganan—Persembahan untuk Haryono Haryoguritno”, awal dari pencanangan “Tahun Harta Pusaka Keris 2020, Menuju 15 Tahun Penetapan Keris sebagai Karya Agung Kemanusiaan”, di Museum Pusaka, TMII, Jakarta, 13 Desember 2019 sampai 10 Januari 2020. (KerisNews.com/Birul Sinari-Adi)

Keris-keris yang memiliki bentuk makhluk pada gandhiknya, seperti bentuk naga, singa, kikik, burung, liman, jalma, yaksa, dan wanara, dipamerkan di Museum Pusaka, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, dari 13 Desember 2019 sampai 10 Januari 2020.

Pameran bertajuk “Pesona Keris Ganan—Persembahan untuk Haryono Haryoguritno” ini, diselenggarakan oleh Museum Pusaka TMII dan Astajaya sebagai awal dari pencanangan “Tahun Harta Pusaka Keris 2020, Menuju 15 Tahun Penetapan Keris sebagai Karya Agung Kemanusiaan”.

Di acara ini selain dipamerkan puluhan Keris Ganan koleksi 38 kolektor, juga digelar acara Bincang-Bincang Santai : Pesona Keris Ganan (13/12/2019), Mengenang Haryono Haryoguritno (14/12/2019), Besi Luwu dan Keris Majapahit (15/12/2019).

Kurator Pameran sedang menjelaskan mengenai sajian Keris berdasar jenis varian Ganan kepada Direktur Utama TMII Bapak Tanribali Lamo, Kepala Galeri Nasional Bapak Puspanto,  dan para hadirin lainnya. (Kontributor/Tira Hadiatmojo)

Kurator Pameran sedang menjelaskan mengenai sajian Keris berdasar jenis varian Ganan kepada Direktur Utama TMII Bapak Tanribali Lamo, Kepala Galeri Nasional Bapak Puspanto, dan para hadirin lainnya. (Kontributor/Tira Hadiatmojo)

“Kegiatan ini adalah untuk mengenang Haryono Haryoguritno, tokoh perkerisan,  yang istilah Ganan itu justru yang mempopulerkan adalah Pak Haryono Haryoguritno. Dia juga terkenal sebagai tokoh penggerak yang memperjuangkan keris sebagai warisan dunia. Proposal keris, oleh UNESCO dinilai paling sempurna,” kata Rian Timadar, Kepala Museum Pusaka, TMII, kepada KerisNews, Minggu (15/12/2019), tentang acara pameran.

Dari catatan yang dipajang di pameran, istilah Keris Ganan ini secara etimologis, semula berasal  dari kata Gana, kata lain dari Ganesha. Di dunia Arkeologi, Ganesha disebut sebagai satu makhluk khas pengikut Hindu aliran Syiwa. Menurut Zoetmulder, wujud Ganesha adalah perwujudan dewa dalam bentuk makhluk kerdil berbelalai gajah yang dilambangkan sebagai penopang dunia.

Syiwa sendiri juga disebut, dalam nama lain, sebagai Bethara Gana. Dan, pada perkembangannya, Ganan (Gana dengan penambahan n) dilekatkan pada sebuah kategori atau jenis keris yang di bagian gandhiknya ada relief stilasi makhluk hewan ataupun manusia, serta makhluk mitos.

Bincang-bincang hari pertama dengan narasumber Basuki Teguh Yuwono "Keris Naga dan Filosofisnya", Unggul Sudrajat "Dampak Pengakuan Keris oleh UNESCO di Madura", Monica Gunawan "Keris di Mata Maecenas", dengan dimoderatori oleh Jimmy S. Harianto. (Kontributor/Tira Hadiatmojo)

Bincang-bincang hari pertama dengan narasumber Basuki Teguh Yuwono “Keris Naga dan Filosofisnya”, Unggul Sudrajat “Dampak Pengakuan Keris oleh UNESCO di Madura”, Monica Gunawan “Keris di Mata Maecenas”, dengan dimoderatori oleh Jimmy S. Harianto, Jumat (13/12/2019) di Pameran “Pesona Keris Ganan—Persembahan untuk Haryono Haryoguritno”, awal dari pencanangan “Tahun Harta Pusaka Keris 2020, Menuju 15 Tahun Penetapan Keris sebagai Karya Agung Kemanusiaan”, di Museum Pusaka, TMII, Jakarta, 13 Desember 2019 sampai 10 Januari 2020. (Kontributor/Tira Hadiatmojo)

Pameran ini didukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Luar Negeri, juga Ikatan Cendekiawan Kraton Nusantara, dan Keluarga Alm Haryono Haryoguritno. Dilibatkannya Kemenlu, menurut Rian Timadar, karena ke depan ada rencana mengadakan acara International Summit.

“Tahun ini sebenarnya kita mengundang UNESCO Jakarta, tetapi belum bisa hadir. Nah, dari Kemenlu bantu kita untuk menghubungkan UNESCO Jakarta,” kata Rian Timadar.

Dan, Rian Timadar berharap pada tanggal 25 November 2020 nanti menjadi acara puncaknya. Karena itu, ia mengajak teman-teman komunitas perkerisan untuk membuat gebrakan bersama dalam rangka 15 tahun Keris ditetapkan oleh UNESCO sebagai Karya Agung Kemanusiaan.

Bincang-bincang hari kedua "Mengenang Haryono Haryoguritno : Penggagas Keris Sebagai Warisan Dunia" dengan narasumber Cakra Wiayata (Ketua Astajaya), dua putri Haryono Haryoguritno: Indri Pramitaswari (Mita), Ratih Nawangsari (Ipop), dan Moderator oleh Jimmy S. Harianto. (Kontributor/Tira Hadiatmojo).

Bincang-bincang hari kedua “Mengenang Haryono Haryoguritno : Penggagas Keris Sebagai Warisan Dunia” dengan narasumber Cakra Wiayata (Ketua Astajaya), dua putri Haryono Haryoguritno: Indri Pramitaswari (Mita), Ratih Nawangsari (Ipop), dan Moderator oleh Jimmy S. Harianto, Sabtu (14/12/2019) di Pameran “Pesona Keris Ganan—Persembahan untuk Haryono Haryoguritno”, awal dari pencanangan “Tahun Harta Pusaka Keris 2020, Menuju 15 Tahun Penetapan Keris sebagai Karya Agung Kemanusiaan”, di Museum Pusaka, TMII, Jakarta, 13 Desember 2019 sampai 10 Januari 2020. (Kontributor/Tira Hadiatmojo).

Sementara, Cakra Wiyata, Ketua Astajaya (Ajang Silaturahmi Tosan Aji Jakarta Raya), mengatakan rencananya satu tahun ke depan akan diadakan beberapa kegiatan perkerisan.

“Tujuannya adalah untuk membuat momentum. Biasanya kan pameran cuma tiga hari, satu minggu. Ini sepanjang tahun kita akan membikin beberapa kegiatan supaya efeknya lebih besar, menjadi bola salju untuk masyarakat-masyarakat yang belum mengenal keris secara dalam,” kata Cakra, Minggu (15/12/2019) lalu.

Sebagai Komunitas Penggemar Tosan Aji, Jakarta, lanjut Cakra, Astajaya turut berperan dengan mensuport Museum Pusaka, seperti menyediakan koleksi-koleksi keris, membuat katalog, serta narasi-narasi pusaka yang dipamerkan.

Acara Bincang-Bincang Santai hari ketiga bertema “Besi Luwu dan Keris Majapahit”, Minggu (15/12/2019) di Pameran “Pesona Keris Ganan—Persembahan untuk Haryono Haryoguritno”, awal dari pencanangan “Tahun Harta Pusaka Keris 2020, Menuju 15 Tahun Penetapan Keris sebagai Karya Agung Kemanusiaan”, di Museum Pusaka, TMII, Jakarta, 13 Desember 2019 sampai 10 Januari 2020. (KerisNews.com/Birul Sinari-Adi)

Acara Bincang-Bincang Santai hari ketiga bertema “Besi Luwu dan Keris Majapahit”, Minggu (15/12/2019) di Pameran “Pesona Keris Ganan—Persembahan untuk Haryono Haryoguritno”, awal dari pencanangan “Tahun Harta Pusaka Keris 2020, Menuju 15 Tahun Penetapan Keris sebagai Karya Agung Kemanusiaan”, di Museum Pusaka, TMII, Jakarta, 13 Desember 2019 sampai 10 Januari 2020. (KerisNews.com/Birul Sinari-Adi)

Cakra mengatakan pencanangan Tahun Harta Pusaka Keris 2020 atau Year of Keris Legacy 2020 maksudnya adalah mengambil tongkat estafet dari para pendahulu. Tokoh utamanya, di antaranya, Haryono Haryoguritno dan juga ada Haji Mas Agung.

“Nah, karena tokoh utamanya adalah Pak Haryono Haryoguritno, kita coba ambil sesuatu topik yang biasa diangkat oleh Beliau, tetapi belum begitu populer di masyarakat. […] Makanya kita pakai itu untuk menjadi satu tema khusus berbagai macam ganan,” ujar Cakra.

Mahasiwi Universitas Bina Nusantara sedang mengamati keris ganan Paksi kreasi baru. (Kerisnewscom/Iskandar Z)

Mahasiwi Universitas Bina Nusantara sedang mengamati keris ganan Paksi kreasi baru. (Kerisnewscom/Iskandar Z)

Di Tahun Harta Pusaka Keris 2020, yang puncaknya di bulan November 2020, selain pameran dan bursa, menurut Cakra akan diadakan beberapa perlombaan. Pertama, Lomba Pembuatan Keris Tangguh HB IX. Ada tiga kategori, yaitu Keris Lurus, Keris Luk, dan Keris Ganan.

Kedua, Lomba Fotografi dan Lomba Video 1 menit. Lomba ini mengusung tema keindahan alam dan budaya Indonesia dari segala aspek yang telah diakui oleh UNESCO.

“Kenapa, karena biasanya video 1 menit ini sering dimanfaatkan untuk sosialisasi di sosial media. Sehingga harapannya tidak hanya keris saja tetapi kita bisa mempromosikan budaya Indonesia,” terang Cakra.

Para Mahasiswa/i Universitas Bina Nusantara yang berkunjung ke Pameran "Pesona Keris Ganan", mereka mengamati satu persatu bilah keris kemudian menentukan keris yang paling disuka untuk kemudian digambar dan diserahkan kedosennya. (Kontributor/Rian Timadar)

Para Mahasiswa/i Universitas Bina Nusantara yang berkunjung ke Pameran “Pesona Keris Ganan”, mereka mengamati satu persatu bilah keris kemudian menentukan keris yang paling disuka untuk kemudian digambar dan diserahkan kedosennya. (Kontributor/Rian Timadar)

Dan ketiga, Lomba Desain Keris Kontemporer dengan tema filosofi keris, “SDM Unggul Indonesia Maju”. Lomba ini, menurut Cakra, untuk mendorong para seniman, para mahasiswa grafis, pakerja seni, pengrajin, dan masyarakat yang hobi keris, untuk menciptakan desain-desain keris kontemporer.

Bursa Keris (13-15 Desember 2019) juga digelar di Pameran “Pesona Keris Ganan—Persembahan untuk Haryono Haryoguritno”, awal dari pencanangan “Tahun Harta Pusaka Keris 2020, Menuju 15 Tahun Penetapan Keris sebagai Karya Agung Kemanusiaan”, di Museum Pusaka, TMII, Jakarta, 13 Desember 2019 sampai 10 Januari 2020. (KerisNews.com/Birul Sinari-Adi)

Bursa Keris (13-15 Desember 2019) juga digelar di Pameran “Pesona Keris Ganan—Persembahan untuk Haryono Haryoguritno”, awal dari pencanangan “Tahun Harta Pusaka Keris 2020, Menuju 15 Tahun Penetapan Keris sebagai Karya Agung Kemanusiaan”, di Museum Pusaka, TMII, Jakarta, 13 Desember 2019 sampai 10 Januari 2020. (KerisNews.com/Birul Sinari-Adi)

“Tentunya tidak hanya keindahan, desain keris itu harus mempunyai arti filosofi yang kuat. Itu yang akan kita nilai juga. Nanti pemenang utamanya, kita belum tahu satu atau dua, itu akan kita jadikan keris betulan dan akan kita pamerkan di penghujung acara,” kata Cakra.

Cakra berharap para peserta sebelum mendesain akan mendalami tentang perkerisan. Sehingga ilmu atau informasi tentang perkerisan bisa menyebar dengan lebih baik.

banner 468x60

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

One Response

  1. hendraJanuary 7, 2020 at 1:48 amReply

    salam budaya, Semoga kerisnews.com semakin sukses, dan semoga kedepanya kami dapat bersinergi.

Leave a Reply