Deklarasi Paguyuban Astadharma

Deklarasi Paguyuban Astadharma
Pembacaan pernyataan Deklarasi berdirinya Paguyuban Astadharma oleh perwakilan anggota Astadharma. (Kontributor/Agus Purnomo)

Jumat malam (4/01/2019) mengawali tahun baru Masehi terlihat aktifitas yang tidak biasanya disebuah kedai Café Jl. Siliwangi, Paoman, Indramayu Jawa Barat. Kedai Café tersebut bernama Barrak , tempat nongkrong baru disekitaran wilayah kuliner Cimanuk atau yang sering disebut masyarakat Dermayu dengan sebutan “kulcim”.

Disebut kuliner Cimanuk dikarenakan lokasi pusat jajanan kaki Lima tersebut berada di tepi sisi Kali Cimanuk yang membelah Kota Indramayu sampai ke sisi barat Pendopo Kabupaten Indramayu. Dahulunya adalah bekas tempat bersandar kapal-kapal dagang VOC, Bugis, Banten, Cirebon, Mataram dan kerajaan-kerajaan lainnya.

 

Anggota Paguyuban Astadharma sedang menata Keris-keris yang akan dipamerkan. (KerisNews.com/Iskandar Z)

Anggota Paguyuban Astadharma sedang menata Keris-keris yang akan dipamerkan. (KerisNews.com/Iskandar Z)

Aktifitas yang tak biasanya di Barrak Café tersebut adalah persiapan setting tempat dan perlengkapan untuk acara Pameran dan Deklarasi Paguyuban Ajang Silaturahmi Tosan Aji Dharma Ayu atau yang disingkat “Astadharma”. Sejak sore hari beberapa anggota dan simpatisan Astadharma yang rata-rata penghoby benda Pusaka khususnya Keris telah berkumpul.

“Kami datang untuk mempersiapkan tempat yang akan digunakan untuk Pameran dan pentas seni, juga mengawasi para pemasang tenda yang sedang bekerja” Ungkap Tinus salah satu anggota Astadharma kepada Kerisnews.com.

Esok harinya sabtu (5/01/2019), Tenda dan panggung telah terpasang juga dengan beberapa showcase telah terisi dengan sajian benda Pusaka Kuno diantaranya Salinan Naskah Babad Bagelen berbahan daun Tal (Rontal) Karya Ki Tarka, Keris, Tombak, Pedang, Bedog, Kujang dan tosan aji lainnya sejumlah 53 Benda Pusaka.

Suasana sarasehan dengan judul :jejak buram Keris Pasundan dan Proposal Unesco dibawakan oleh Jimmy S. Harianto. (Kontributor/Agus Purnomo)

Suasana sarasehan dengan judul :jejak buram Keris Pasundan dan Proposal Unesco dibawakan oleh Jimmy S. Harianto. (Kontributor/Agus Purnomo)

“Rangkaian kegiatan Deklarasi Paguyuban ini dimeriahkan dengan Pameran Keris dari masing-masing anggota Astadharma sendiri, jadi kita ingin membuat acara dari kita untuk masyarakat Dermayu”, Ungkap Supriyatna ketua Pelaksana Kegiatan tersebut. Selain diisi Pameran Keris juga pada siang hari diadakan sarasehan budaya dengan tema “jejak buram Keris Pasundan dan Proposal Unesco tentang Keris Indonesia” yang dibawakan oleh Jimmy S. Harianto seorang kolektor dan Pemerhati Pekerisan dari Jakarta.

BACA JUGA  Mat Jawa dan Keris GuloKlopo

Malam hari sebelum acara inti yaitu Deklarasi dipentaskan terlebih dahulu irama senandung seruling dan kidung dermayonan dibawakan oleh perwakilan seniman Dewan Kesenian Indramayi (DKI) lalu dilanjutkan pentas Tari Topeng dengan Karakter Kelana gandrung dari sanggar tari Melati Ayu pimpinan Rokhman dan Rokhim.

Jimm S. Harianto sedang menunjukkan contoh perbedaan Keris Jawa (Mataram) dengan Keris Palembang. (Kontributor/Agus Purnomo).

Jimm S. Harianto sedang menunjukkan contoh perbedaan Keris Jawa (Mataram) dengan Keris Palembang. (Kontributor/Agus Purnomo).

Dalam acara Deklarasi tersebut tampak hadir Kepala Dinas Budpar Indramayu mewakili Bupati Indramayu, Kabag Ops Polres Indramayu mewakili Kapolres, Koramil Indramayu dan ketua Dewan Kesenian Indramayu.

Deklarasi dimulai dengan penandatanganan pernyataan Bersama sejumlah 30 anggota, kemudian seluruh anggota paguyuban naik keatas panggung dipimpin oleh salah satu anggota yaitu sdr. Daryono yang membacakan Pernyataan Deklarasi dan menetapkan Eddy Masyudi sebagai ketua Paguyuban Astadharma secara aklamasi.

Tarian Topeng Kelana Gandrung dari sanggar Tari Melati Ayu menjadi pembuka acara malam Deklarasi Paguyuban Astadharma. (Kontributor/Agus Purnomo)

Tarian Topeng Kelana Gandrung dari sanggar Tari Melati Ayu menjadi pembuka acara malam Deklarasi Paguyuban Astadharma. (Kontributor/Agus Purnomo)

Dalam sambutanya Ketua Astadharma menyampaikan beberapa hal diantaranya mengenai niatan berdirinya Paguyuban Astadharma yang murni inisiatif dan aspirasi dari para pecinta Pusaka dan fokus bergerak dibidang pengenalan kawruh Tosan Aji, mendalami berbagai jenis dhapur Keris, Warangka dan membuat Pameran yang edukatif untuk masyarakat Indramayu.

Sedangkan Kepala Dinas Budaya dan Pariwitasa Indramayu H. Carsim, S.Pd.M.Si dalam sambutanya menyampaikan rasa terima kasih dan bangga atas lahirnya sebuah wadah Paguyuban yang bergerak dibidang pelestarian Pusaka, beliau juga telah menyiapkan rencana pembangunan Museum daerah untuk menyimpan pusaka-pusaka Trah Wiralodra yang sementara ini masih disimpan ditempat seadanya. Rencana tempat yang akan dijadikan Museum daerah adalah bangunan bekas Lembaga Pemasyarakatan (LP) di samping kanan Pendopo Kabupaten Indramayu. Besar harapan kedepan dapat terjalin kerjasama antara Paguyuban Astadharma dengan Disbudpar dibawah naungan Sie Muskala Bidang Kebudayaan.

Penyerahan Keris Pusaka sebagai simbol amanat kepemimpinan Paguyuban Astadharma dari Kadis Budpar H. Carsim, S.Pd.M.Si kepada Ketua Astadharma Eddy Masyudi. (Kontributor/Agus Purnomo)

Penyerahan Keris Pusaka sebagai simbol amanat kepemimpinan Paguyuban Astadharma dari Kadis Budpar H. Carsim, S.Pd.M.Si kepada Ketua Astadharma Eddy Masyudi. (Kontributor/Agus Purnomo)

Kemudian acara pada hari minggu (6/01/2019) dilanjutkan dengan pentas seni berokan dari Sanggar Jaka Baru dan Tari terbang randu kentir sebagai penanda penutupan rangkaian acara Deklarasi Paguyuban Astadharma Indramayu.**

BACA JUGA  Empu Subandi, Menjilat Keris Memasukkan Mantra

 

banner 468x60

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.