Mipis Tradisi Membuat Boreh Keraton Kanoman Cirebon

Oleh Paksinagaliman
Tradisi kuno yang dilaksanakan oleh Kraton Kanoman Cirebon dalam rangka memperingati Hari Lahir Nabi Muhammad SAW atau yang lebih dikenal dengan acara Maulid Nabi adalah Panjang Jimat. Kata “Panjang” disini merujuk pada nama sebuah Piring Besar yang bentuknya menyerupai bokor. Piring besar ini berbahan keramik yang merupakan peninggalan era Dinasti Ming dan menjadi Pusaka Keraton Kanoman Cirebon.
Panjang Jimat adalah puncak acara tradisi dalam memperingati Maulud Nabi dan merupakan corak budaya khas lokal yang diwariskan oleh Kesultanan Islam di Cirebon. Panjang jimat sendiri masih dibagi menjadi Pelal Alit dan Pelal Ageng. Jika pelal alit dilaksanakan di Langgar/Mushola Keraton maka pelal ageng dilaksanakan di Masjid Ageng Keraton Kanoman. Diantara keduanya terdapat perbedaan kelengkapan sajian yang dibawa.

Para Keluarga Keraton Kanoman sedang melaksanakan tradisi Mipis pada tanggal 11 November 2018. (Dok. Keraton Kanoman).
Sebelum puncak acara yaitu Panjang Jimat dilaksanakan maka berbagai prosesi adat dan tradisi serta ritual lebih dahulu diselenggarakan diantaranya tradisi Mipis. Mipis berasal dari kata nipisin (menghaluskan) atau menggiling bahan-bahan boreh (bedak) yang terbuat dari bahan kayu cendana, laka (merah) dan kayu gaharu dengan batu sebagai alasnya. Kegiatan Mipis dilaksanakan di Bangsal ukiran Kraton Kanoman Cirebon.
Sebelum proses menggiling maka dilakukan proses mengerik bahan-bahan kayu wangi tadi untuk nantinya diendapkan selama beberapa minggu. Bahan yang telah diendapkan akan di giling (Nipisin) secara perlahan dengan sangat teliti, telaten dan dihayati dengan olah rasa secara total serta dibarengi dengan lantunan sholawat kepada Kanjeng Nabi.

Batu yang digunakan untuk menggiling bahan-bahan kayu setelah dikerik. (Dok. Keraton Kanoman).
Hasil dari Mipis setelah menjadi Boreh nantinya disimpan dalam sebuah nampan kembang dan akan dibagikan kepada trah Sultan (keluarga), Abdi dalem yang tinggal di lingkungan Magersari, abdi dalem dan masyarakat diluar Keraton setelah acara Pelal Alit dan Pelal Ageng/Panjang Jimat. Boreh hasil Mipis tersebut digunakan sebagai kelengkapan kosmetik, penghangat tubuh, penghalus kulit untuk para Trah perempuan Kraton Kanoman.
Tradisi Mipis ini telah dilaksanakan tanggal 11 Maulud (Maulid Nabi) 18 November 2018 lalu , dimana Mipis hanya boleh dilakukan oleh Kalangan trah Sultan-sultan Kanoman dan beberapa kerabat yang masih memiliki garis keturunan, seluruhnya kaum perempuan berjumlah sekitar delapan orang dengan berbusana kebaya hijau, Mipis merupakan salah satu metode syiar islam yang diwariskan oleh Susuhunan Jati Cirebon.*
No Responses