Jamasan Pusaka Trah Wiralodra

Serombongan pasukan berbusana jawa, beskap dan jarik tak ketinggalan iket corak khas Dermayonan, terlihat bersiap di Bangsal Pancaniti Pendopo Kabupaten Indramayu Sabtu (29/September/2018) pagi.
Pasukan berbusana adat Jejawaan Dermayu tersebut rupanya sedang menyiapkan segala perlengkapan prosesi jamasan Pusaka yang nantinya dilaksanakan di tengah-tengah pendopo Indramayu. Pasukan pembawa Pusaka tahun ini adalah diambil dari Perwakilan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kabupaten Indramayu. Bertindak selaku penjamas pusaka adalah Sekda Indramayu sendiri dengan didampingi Juru Pelihara Pusaka Pancaniti H. Dasuki.
Kegiatan Prosesi jamasan Pusaka peninggalan Aria Wiralodra/Raden Tumenggung Wiralodra di pendopo Kabupaten Indramayu ini merupakan kegiatan jamasan tahun kedua setelah pertama kali sukses dilaksanakan pada tahun lalu (2017) atas inisiatif dari Komunitas Pusaka “Astadharma” bekerja sama dengan Staf Bidang Kebudayaan Disbupar Indramayu dan tentunya restu dari Juru Pelihara Pusaka Ndalem Dermayu (Tmg. Wiralodra) H. Dasuki. Kegiatan jamasan Pusaka ini dihadiri oleh Para Pejabat dan Kepala Dinas dan para Camat Kabupaten Indramayu.

Pasukan Paskibraka berbusana jejawaan membawa pusaka yang akan dijamas. (Kontributor/R. Arief Rahman)
Selain dihadiri oleh para Pejabat instansi daerah terkait juga dihadiri oleh para pegiat kebudayaan diantaranya sanggar aksara jawa “kidang pananjung” Cikedung, Indramayu etnic, Pengurus Museum Bandar Cimanuk dan komunitas Pusaka Dermayu “Astadharma” selaku tim khusus yang membantu pihak Jupel Pusaka Pancaniti dan mengelola acara jamasan.
Acara jamasan kali ini dihadiri oleh Tamu agung yang berasal dari keluarga besar Trah Tumenggung Wiralodra. Dua cabang keluarga besar R. Benggala (Wiralodra IV) dan keluarga besar R. Benggali (Wiralodra V) ternyata masih sangat banyak keturunanya. Melalui Seksi Museum dan benda kepurbakalaan (Sie Muskala) Dinas Kebudayaan dan Parisiwata (Disbudpar) kabupaten Indramayu, para Trah diundang secara khusus.
Diantara Trah Wiralodra yang hadir bisa dibagi menjadi 5 cabang keluarga yaitu keluarga besar R. Arkat Kartasujatma, keluarga besar R. Kubes, keluarga besar R. Superti, keluarga besar R. Ardimalaya dan keluarga besar R. Mustirih. Diluar cabang keluarga tersebut tentunya masih banyak lagi yang belum terdata.
Keluarga R. Arkat Kartasujatma diwakili oleh salah satu putranya yaitu R. Sudarto yang merupakan generasi ke-10 dari Wiralodra. R. Sudarto atau yang akrab disapa Mbah Darto membawa serta Putranya yaitu R. Muhammad Arief Rahman. Mbah Darto memiliki Kakak yaitu alm. R. Sutadji dan alm. R. Sumarta, dari putra R. Sutadji diwakili oleh R. Ir. Slamet Wirawan sedangkan dari R. Sumarta diwakili oleh R. Inu Danubaya beserta istri dan kedua putranya.

Sekda Indramayu sedang meminyaki Pusaka Cakra didampingi oleh R. Inu Danubaya (kanan atas berbusana Batik berpeci) dan R. Bambang Rasiantoro. (Kontributor/Tarka Sutarahardja).
R.Arkat Kartasujatma lahir di Indramayu pada hari Minggu tanggal 9 september 1894 dan meninggal di Leuwimunding, Minggu tanggal 10 Juni1956. Merupakan ayahanda dari Mbah Darto garis dari R. Benggala namun telah menyatu dengan garis R. Benggali melalui pernikahan antar putri R. Krestal (Garis R. Benggali) dengan putra R. Kartakusuma yang merupakan cucu R. Benggala. R. Arkat Kartasujatma adalah salah satu Putra dari R. Suprapto, R. Arkat semasa mudanya ketika berusia kurang lebih 12 Tahun lalu diasuh oleh Nyai Gede Fatimah istri dari Demang Bei (R. Marngali).
R. Arkat pernah bekerja pada Jawatan Pengairan di desa Prowah (kertawinangun) dengan pangkat Mandor saat itu sedang dalam pengerjaan proyek saluran air Cilitung dan proyek jalan dari Kadipaten ke Jatitujuh. Di Kertawinangun R. Arkat dikenal dengan sebutan “kang Raden”, beliau menikah dengan cucu Patih Kraton Ka-Cribon-an yaitu Nyai Mas Siti Kusniah Malebari.

Foto R. Arkat Kartasujatma (kanan) dan Istrinya Nyai Mas Siti Kusniah Malebari. (kiri). R. Arkat KS adalah generasi Wiralodra ke-9. Beliau pernah bekerja pada Jawatan pengairan dengan pangkat Mandor di Kertawinangun. (Kontirbutor/R. Arief Rahman)
Kemudian ada keluarga besar R. Kubes, dimana R. Kubes adalah salah satu putra dari R. Wirasudirma yang menjabat sebagai Mantri irigasi Gadingan Indramayu lahir tahun 1881 dan wafat pada tanggal 2 Oktober 1964 di usia 83. R. Wirasudirma adalah putra R. Wirasantika, R. Wirasantika putra dari. R Marngali/Ngabehi Wirakusuma yang menjabat sebagai Demang Distrik Pasekan.
Perwakilan keluarga R. Kubes dihadiri oleh cucunya yaitu R. Mulyadi, R. Surisyono S, R. Bambang Rasiantoro, dan R. Hadi. Kemudian dari perwakilan keluarga R.Superti yang hadir adalah salah satu putrinya yaitu Ibu R. Darmaningsih dan cucunya R. Bagus Manggala.
Perwakilan keluarga R. Ardimalaya adalah cucunya yaitu R. Sri Rakhmiwati, R. Musa Musyaffa beserta istri dan putranya. R. Ardimalaya adalah salah satu putra dari R. Wiradisastra Bin R. Wiramadenda Bin Rangga Wiradibrata (Trah R. Benggala) yang menikah dengan R. Ayu Widuri (Trah R. Benggali). R. Ardimalaya hidup antara tahun 1920/1930-an bekerja di jawatan kereta Api di Bandung dengan karyawan rata-rata orang Belanda.
Kemudian ada keluarga R. Mustirih yang diwakili cucunya R. Ahmad Sudrajat yang merupakan pegiat Pusaka di Indramayu.
Maksud tujuan diundanganya pihak Trah Wiralodra sebenarnya adalah sebagai upaya merealisasikan salah satu aspirasi dari Ibu. R. Darmaningsih salah satu putri dari Ibu R. Superti beberapa tahun yang lalu. “Saya mengharapkan adanya suatu acara dimana Trah Wiralodra diundang khusus dan ramah tamah dengan Pemimpin Indramayu yang sedang menjabat (Bupati)”, ungkap Ibu Darmaningsih beberapa tahun yang lalu kepada penulis.

R. Ardimalaya (kiri) bersama salah satu putrinya R. Siti Anah dan rekan kantor beliau. R. Ardimalaya bekerja paa Jawatan Kereta Api di Bandung. (Kontirbutor/R. Sri Rakhmiwati Ardimalaya)
Peristiwa berkumpulnya Trah Wiralodra dari berbagai cabang keluarga yang bertempat di Pendopo Indramayu juga baru pertama kali terjadi sejak peristiwa seremonial penitipan benda Pusaka Trah Wiralodra ke Pemda Indramayu 18 tahun silam yang hanya dihadiri oleh para putra R. Arkat dan keluarga R. Kasan Wiradibrata.
Kegiatan Prosesi jamasan Pusaka Wiralodra di pendopo Kabupaten Indramayu ini merupakan aspirasi dari berbagai elemen — mulai dari aparatur Dinas Budaya dan Pariwisata — juga dari kalangan pegiat Pusaka Indramayu (Astadharma) yang sudah lama terpendam. “Dan baru di tahun 2017 dapat diwujudkan untuk pertama kalinya, tahun 2018 memasuki pelaksanaan kedua dan semoga menjadi agenda rutin tahunan” ungkap Tinus staf Pelaksana Disbudpar Kabupaten Indramayu, kepada kerisnewscom.
Prosesi jamasan Pusaka kali ini dimulai dari titik kumpul bangsal Pancaniti dengan susunan Pasukan pembawa Pusaka Cakra, Song Song Agung, Keris Ki Bengkelung, Keris Mas, Cengkrong, Jubah Kiai Tambal Sewu, Jimat Oyod Mingmang, Tombak Dwisula, Keris Mahesa Lajer dan Keris Kiai Gripi.

Setelah seluruh pusaka selesai dijamas, kemudian perwakilan Komunitas Pusaka Astadhrama membacakan dan mengenalkan satu persatu Trah Wiralodra yang hadir dari beberapa cabang keluarga kepada para peserta jamasan yang hadir. (Kontributor/Tarka Sutarahardja)
Adapun perlengkapan jamasan yang telah disiapkan oleh Tim Astadharma dan Disbudpar sejak beberapa hari sebelumnya mulai dari gentong untuk menampung air kembang yang diambil dari air sungai Cimanuk, tempayan untuk air kelapa dan air sisa jamasan, baki berisi sekam dan jeruk nipis, serta tidak ketinggalan rupa-rupa sesaji dan minyak pusaka.
Rangkaian acara jamasan dimulai dengan berjalannya iringan pasukan pembawa Pusaka dari Bangsal Pancaniti diiringi merdunya alunan gamelan menuju Pendopo Kabupaten Indramayu melewati hadirin undangan peserta Jamasan. Bertindak selaku pendamping teknis Jamasan adalah H. Dasuki (Jupel Pusaka) dibantu Tim Astadharma dengan pendelegasian amanat jamasan dari Pihak keluarga Wiralodra dimulai dari R. Inu Danubaya, R. Surisyono, R. Bambang Rasiantoro R. Darmaningsih dan R. Sri Rakhmiwati kepada Sekda Indramayu, Perwakilan Kapolres, Dandim dan Pejabat kepala Dinas Indramayu.

Ramah tamah antara Trah Wiralodra dan Sekda Indramayu bertempat diruang tamu Pendopa Kabupaten Indramayu. (Kontributor/Andrian Praja)
Urutan jamasan pusaka dimulai dari Pusaka Cakra, kemudian Keris Kiai Bengkelung dan seterusnya. Setelah selesai acara Jamasan dilanjutkan dengan perkenalan masing-masing Trah Wiralodra yang hadir kepada hadirin peserta Jamasan. Lalu dilanjutkan dengan pembacaan doa oleh Kiai H. Ibrohim Nawawi.
Acara selanjutnya dilanjutkan dengan audiensi antara Trah Wiralodra yang hadir dengan Pemda Indramayu dalam hal ini diwakili oleh Sekda Indramayu bertempat diruang tamu Bupati Indramayu.
Jamasan pusaka tahun ini secara umum berjalan lancar dan sangat cepat, walaupun demikian ada hal yang kurang memuaskan dimana adanya aspirasi dan permintaan dari pihak Trah Wiralodra dan komunitas Pusaka kepada Jupel Pusaka beberapa hari sebelumnya yang tidak terealisasikan.

Sesi foto bersama setelah acara jamasan Pusaka antara Trah wiralodra bersama Sekda dan jajaran Pejabat Dinas Indramayu. (Kontributor/Tarka Sutarahardja)
Aspirasi tersebut adalah harapan bahwa seluruh Benda Pusaka peninggalan Trah Wiralodra yang sejak tahun 2001 dititipkan ke Pemda Indramayu sejumlah 26 item bisa dikeluarkan seluruhnya untuk dicek dan disaksikan oleh seluruh Trah yang hadir, tutur R. Surisyono S salah satu Trah Wiralodra dari Kota Bogor kepada kerisnews.com.*
No Responses