Nonton “Greget” Kaum Muda Perkerisan Solo

Mengasyikkan juga menyaksikan bagaimana kaum muda perkerisan Solo dan sekitarnya geregetan unjuk prestasi. Hanya dalam persiapan singkat, gairah muda itu mewujud dalam bentuk sebuah Pameran Keris dan bursa tosan aji yang bertajuk “Greget” Pusaka Nusantara 2017.
“Bermula dari gagasan saya bahwa kawula muda pekeris-pekeris di Solo ini sudah banyak yang mapan dalam hal status ekonomi sosial karena keris. Dan pastinya, itu juga karena hubungan antara individu di Komunitas Keris,” ungkap Benny Hatmantoro, pemrakarsa pameran “Greget” kepada KerisNews.com, Minggu (3/12/2017) pagi.
Benny Hatmantoro sendiri sudah lama dikenal di kalangan perkerisan, sebagai salah satu kurator andal dalam berbagai pameran nasional, seperti hampir semua Pameran Tosan Aji di Bentara Budaya Jakarta sejak 1996-2015, dan bahkan juga pameran Keris pada saat gelaran Festival Raja-raja Nusantara di Monas Jakarta pada 2013, dan juga pameran Keris Sumatera di Batam 2015.
“Ini saatnya bagi kawula-kawula muda ini untuk berbagi kepada komunitas itu sendiri. Salah satu tujuannya, adalah agar tercipta rasa saling menghargai, membantu dan gotong royong, tidak saling menjatuhkan…,” ungkap Benny Hatmantoro pula. Suasana guyub, yang akhir-akhir ini diidam-idamkan di kalangan perkerisan nasional, diharapkan terwujud melalui gelaran pameran dan bursa keris yang tak dipisah sekat-sekat.
“Pameran ini terbuka bagi organisasi apapun, se-Solo Raya,” ungkap Benny pula. Maksudnya Solo Raya, itu tentunya meliputi kota-kota kabupaten dan kota madya sekitarnya seperti Klaten, Kartasura, dan Karanganyar, Sukoharjo.

Penggagas dan Ketua Panitia Pameran “Greget Pusaka Nusantara 2017” Benny Hatmantoro di Museum Keris Surakarta. (Kontributor/Tira Hadiatmojo)
Respon kaum muda perkerisan Solo dan sekitarnya rupanya baik. Sehingga terkumpul setidaknya 134 meja bursa tosan aji, memenuhi tiga ruangan di sekitar bangunan utama, Museum Keris Surakarta di samping Stadion Sriwedari.
“Padahal, gagasan awal ini semula terselenggara dengan cara urunan dana dari pekeris-pekeris muda. Kemudian didukung pula oleh sponsor Bank BRI dan BCA. Difasilitasi pula oleh Dinas Kebudayaan Kota Surakarta, UPT Museum Surakarta serta bimbingan dari Walikota Surakarta, FX Rudi Hadiatmo. Walikota Rudy Hadiatmo sendiri, membuka pameran yang terselenggara sejak 1-3 Desember 2017 ini dengan menggebuk saton besi di Besalen di samping Museum Keris.
Menurut Benny Hatmantoro, wujud aktivitas “Greget” kali ini adalah awal dari kegiatan lain. Walikota Surakarta Rudy Hadiatmo bahkan mengungkapkan dalam pidato peresmian Pameran Jumat (1/12/2017) lalu, bahwa tahun depan seyogianya diselenggarakan pameran seperti ini, dengan didahului Karnaval Keris.
Nah, “Greget” kawula muda perkerisan se Solo Raya yang tak mengenal batas organisasi di Museum Keris Surakarta kali ini, diharapkan menular pada kota-kota lain. Bravo, pekeris muda Surakarta…. *

Suasana di ruang Pameran Utama “Greget Pusaka Nusantara 2017” di Museum Keris Surakarta. (Kontributor/Tira Hadiatmojo)

Salah satu sesepuh perkerisan nasional Wiwoho Basuki Tjokronegoro (kaus merah) tengah mengamati keris di Pameran Greget Pusaka Nusantara 2017 di Solo. (Kontributor/Abdul Fatah)

Ketua Senapati Nusantara MM Hidayat (bersarung) berbicang di sela pameran, bersama pakar metalurgi Kristanto Susilo (kaus merah) di pelataran Museum. (Kontributor/Tira Hadiatmojo)
No Responses