Gusti Yudho pun Ikut Menempa Pertama di GuloKlopo

Peringatan Keris sebagai Warisan Dunia di Taman Mini diwarnai dengan pesona tersendiri pada hari Sabtu (25 November 2017) silam. Tidak hanya greng dengan pentas pertama kali di Jakarta, Wayang Diponegoro, akan tetapi juga kehadiran Pengageng Kraton Ngayogyakarta, Gusti Bendara Pangeran Haryo (GBPH) Yudhaningrat.
Ditambah lagi peresmian tempat pembelajaran seni tempa bagi penggemar tosan aji Jakarta, besalen GuloKlopo. Letaknya persis di pojok belakang samping Museum Pusaka Taman Mini. Suasana malam itu jadi regeng dengan gamelan, dan meriah dengan dentang ayunan palu para tetamu penting. Satu persatu menempa tumpuk demi tumpuk gebingan, calon saton untuk bilah keris di besalen.
Tidak hanya Gusti Yudho saja yang turun menempa. Akan tetapi juga tetamu lain, seperti Sejarawan Inggris Peter Carey, dan kedua trah Diponegoro Rahadi Saptata Abra dan Ki Roni Sodewo. Tak lupa pula, KP Wiwoho Basuki Tjokronegoro yang dulu petinggi perkerisan di masa lembaga PBB UNESCO memproklamasikan Keris Indonesia, sebagai Mahakarya Lisan dan Tak Benda Warisan Kemanusiaan dunia di Paris 25 November 2017. Dan para petinggi Taman Mini, tempat dilangsungkannya acara.

Besalen GuloKlopo yang berada di lingkungan Museum Pusaka, TMII, Jakarta. Selain sebagai pengembangan seni tempa dan pembelajaran keris di wilayah Jabodetabek, juga bisa menjadi daya tarik wisata di TMII. (KerisNews.com/Birul Sinari-Adi)
Wibawa Gusti Yudho, pencipta Wayang Diponegoro setahun silam, memberi warna tersendiri. Tidak hanya ketika berpidato di depan pakeliran Wayang Diponegoro di pelataran Museum, akan tetapi juga seusai acara. Bahkan sampai dinihari lewat pukul 02.00, Gusti Yudho dan dalang yang ngetop di Yogyakarta, Pusaka Taman Mini, Ki Catur Benyek Kuncoro, seperti tak mau beranjak pulang. Mereka masih meneruskan ngobrol santai dengan para pekeris Jakarta, usai acara.
Di peringatan tahun ke-12 pengakuan Keris Indonesia itu, Komunitas Tosan Aji Astajaya bekerjasama dengan TMII, dan PATRA PADI (Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro), menggelar acara lain dari yang lain. Tidak hanya pameran pusaka, sarasehan, peresmian Besalen GuloKlopo, dan pagelaran wayang kulit Diponegoro, akan tetapi juga menunjukkan hasil karya tempa keris, di besalen yang masih seumur jagung. *

Replika sertifikat Pengakuan Keris sebagai Mahakarya (The Masterpiece) of the Oral and Intangible Heritage of Humanity oleh UNESCO di Paris 25 November 2005, turut dipajang di Besalen GuloKlopo, yang berada di lingkungan Museum Pusaka, TMII, Jakarta. (KerisNews.com/Birul Sinari-Adi)

Direktur Utama TMII, AJ Bambang Soetanto, memotong tumpeng untuk diserahkan kepada Ketua Komunitas Tosan Aji Astajaya, Cakra Wiyata, saat Peringatan Hari Pengakuan Keris sebagai Warisan Dunia Oleh UNESCO, Sabtu (25/11/2017), di Museum Pusaka, TMII, Jakarta. (KerisNews.com/Birul Sinari-Adi)

Foto bersama seusai penandatanganan prasasti sebagai tanda diresmikannya Besalen GuloKlopo yang berada di lingkungan Museum Pusaka, TMII, Jakarta, Sabtu (25/11/2017). (KerisNews.com/Birul Sinari-Adi)

GBPH Yudhaningrat dan AJ Bambang Soetanto ikut menempa pertama di Besalen GuloKlopo, Museum Pusaka, TMII, Jakarta, Sabtu (25/11/2017). (KerisNews.com/Birul Sinari-Adi)

Wiwoho Basuki Tjokronegoro (baju batik) dan Cakra Wiyata ikut menempa pertama di Besalen GuloKlopo, Museum Pusaka, TMII, Jakarta, Sabtu (25/11/2017). (KerisNews.com/Birul Sinari-Adi)

Ki Roni Sodewo dan Peter Carey ikut menempa pertama di Besalen GuloKlopo, Museum Pusaka, TMII, Jakarta, Sabtu (25/11/2017). (KerisNews.com/Birul Sinari-Adi)

Rahadi Saptata Abra, keturunan ke-6 Pangeran Diponegoro dan Ibu Sri Teddy Rusdy (Ketua Yayasan Kertagama) ikut menempa pertama di GuloKlopo. (Kontributor/Istimewa)

Ki Dalang Catur Benyek Kuncoro (tengah) berpotret bersama Dirut TMII Dr Bambang dan Ketua Astajaya Cakra Wiyata. (KerisNews.com/Birul Sinari-Adi)
No Responses