Dari Wayang Purwa sampai Wayang Diponegoro

Dari Wayang Purwa sampai Wayang Diponegoro
Wayang Diponegoro yang diciptakan oleh RM Kuswadji KS dari Yogyakarta, dipajang di pameran “Wayang : Lakon Tanpa Batas”, di Museum Sonobudoyo, Yogyakarta, 5-11 November 2017. (KerisNews.com/Birul Sinari-Adi)

Aneka bentuk dan varian wayang ditampilkan pada pameran bertajuk “Wayang : Lakon Tanpa Batas” yang digelar di Museum Sonobudoyo (eks Gedung KONI), Yogyakarta, dari 5-11 November, lalu. Pameran ini diselenggarakan dalam rangka Jogja International Heritage Festival (JIHF) 2017.

Selain menyajikan wayang kulit purwa dari Yogyakarta maupun Surakarta sebagai fokus tema. Tidak ketinggalan karya-karya seni rupa kontemporer yang terinspirasi oleh wayang juga turut dipamerkan. Termasuk wayang dari berbagai negara lain, seperti wayang dari Malaysia, Thailand, Vietnam, India, Kamboja, dan juga dari Eropa.

Di pameran ini penonton tidak hanya disuguhi berbagai jenis dan bentuk wayang.  Dengan melihat koleksi wayang yang dipamerkan, pengunjung bisa melihat bahwa lakon dan bentuk wayang baru juga terus tumbuh atau muncul.

Menurut Suwarno Wisetrotomo, wayang menumbuhsuburkan inspirasi kreatif para seniman dari berbagai bidang. Seperti seni rupa, desain, kriya, sastra, dan teater. Situasi dan jiwa zaman menjadi pemantik ide-ide kreatif yang bersumber pada wayang. Karena itulah, pameran ini bertajuk Wayang : Lakon Tanpa Batas.

“Pameran ini diharapkan menyentuh kesadaran reflektif kita, bahwa kita memiliki warisan budaya yang demikian kaya menyimpan makna dan nilai-nilai yang dapat dijadikan tontonan sekaligus tuntunan kehidupan,” kata Suwarno, Kurator Pameran, di teks kuratorial.

Suwarno juga berharap, pameran seperti ini bisa menggugah kesadaran kritis, bagaimana kita semua—pemerintah, para pemangku kepentingan (stake holder), dan masyarakat—memperlakukan warisan budaya adiluhung (high culture) agar menjadi hidup dan bermakna secara kontekstual dalam kehidupan hari ini dan masa depan.

Selain pameran wayang, selama JIHF 2017 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan DIY ini, juga diadakan pementasan wayang kulit, wayang wong, dan aneka workshop tentang wayang. *

Wayang Golek

Wayang Golek Kayu Umarmaya Umarmadi koleksi Ki Sukarno di pameran “Wayang : Lakon Tanpa Batas”, di Museum Sonobudoyo, Yogyakarta, 5-11 November 2017. (KerisNews.com/Birul Sinari-Adi)

Wayang Jejeran Ngastina Koleksi Keraton Yogyakarta

Wayang “Jejeran Ngastina” koleksi Keraton Yogyakarta, dipajang di pameran “Wayang : Lakon Tanpa Batas”, di Museum Sonobudoyo, Yogyakarta, 5-11 November 2017. (KerisNews.com/Birul Sinari-Adi)

Wayang Gedhog Koleksi Pura Pakualaman

Wayang Gedhog koleksi Pura Pakualam turut dipamerkan di pameran “Wayang : Lakon Tanpa Batas”, di Museum Sonobudoyo, Yogyakarta, 5-11 November 2017. (KerisNews.com/Birul Sinari-Adi)

Pameran Wayang di Yogyakarta

Seorang pengunjung tengah menonton wayang-wayang yang dipajang di ruang pameran “Wayang : Lakon Tanpa Batas”, di Museum Sonobudoyo, Yogyakarta, 5-11 November 2017. (KerisNews.com/Birul Sinari-Adi)

 

BACA JUGA  Peter Carey pun Nonton Wayang Diponegoro
banner 468x60

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.