Gotong Royong dalam Arsitektur Nusantara

Gotong Royong dalam Arsitektur Nusantara
Suasana Diskusi Ragam Arsitektur Nusantara di Kerta Niaga, Kota Tua Jakarta Pusat, Minggu (8/Oktober/2017) petang. (Kerisnews.com/Birul Sinari Adi)

Keragaman di Indonesia ternyata bukan hanya suku dan bahasa. Dalam hal membangun rumah pun, tiap wilayah atau daerah di Indonesia mempunyai cara yang berbeda-beda.

Hal itu dinyatakan oleh Imelda Akmal, saat diskusi “Arsitektur Membangun Karakter Bangsa”, Minggu sore (8/10/2017), di Kerta Niaga Lt I, Kawasan Wisata, Kota Tua, Jakarta.

Uniknya lagi, selain memiliki cara yang berbeda, juga ada kesamaan. Menurut Imelda, rumah tradisional di Indonesia tidak menggunakan pondasi. Atau tidak dilakukan penggalian tanah, layaknya pada pembangunan rumah masa kini.

“Bangunan arsitektur tradisional Indonesia, semua membangunnya dengan cara  gotong royong,” kata Imelda Akmal, Chief  Editor ArchinesiaArchitecture Magazine, sebagai pembicara tunggal acara diskusi.

Acara diskusi merupakan bagian dari “Festival Ragam Nusantara di Kota Tua” yang diinisiasi oleh Jaringan Solidaritas NKRI. Festival yang bertema “Keragaman Untuk Persatuan” ini menyajikan berbagai acara yang terinspirasi kekayaan Nusantara.

Misal, Workshop Batik Lasem, Workshop Gastronomi “Filososfi Tumpeng”, Dongeng Anak, Dramatari Shima, Musik, Pameran Fotografi, Bazaar Makanan dan Fashion, Talk Show “Cinta Tanah Air Lintas Bangsa”, dan Diskusi “Pentingnya Merawat Keragaman Pengetahuan Lokal”.

Festival yang dibuka oleh Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, pada Kamis malam (5/10/2017), berakhir pada Minggu malam (8/10/2017) dengan pemutaran film Mengenal Ragam Pengetahuan Lokal, “Kala Benoa”. *

BACA JUGA  Astadharma Menjamas Pusaka
banner 468x60

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.