Jejak Sebaran Keris Nusantara ke Eropa

Dua presiden di luar Indonesia, ternyata mengoleksi keris. Presiden Turki Tayyip Erdogan, dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Ada fakta menarik yang diungkap Presiden Joko Widodo saat meresmikan Museum Keris Nusantara di Solo pada 9 Agustus 2017 silam. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, ternyata mengoleksi keris Indonesia. Kedua Presiden itu bahkan sempat memamerkan koleksinya kepada Jokowi.
Sudah lama Bangsa Eropa terpesona dengan bentuk keris, yang menurut mereka sangat eksotis. Bahkan pelukis sekaliber Rembrandt van Rijn yang hidup di awal abad ke-17, sudah tertarik mengoleksi keris. (Baca : Rembrandt pun Mengoleksi Keris)
Kalau Rembrandt pun sudah mengoleksi keris, sebenarnya sejak kapan sebenarnya Bangsa Eropa mengenal keris? Dan, kira-kira ada berapa jumlah keris Nusantara yang tersebar ke luar negeri, terutama Eropa? Hingga kini, belum ada sejarawan yang secara khusus menulis tentang hal ini. Selama ini, banyak buku-buku sejarah tentang ekspansi bangsa-bangsa Eropa ke Asia. Namun, jauh sebelum era kolonialisme pada awal abad ke 16 dimulai, diduga, keris Nusantara sudah tersebar jauh ke luar wilayah Nusantara. Dan, mungkin sampai ke daratan Eropa.
Ketika Bangsa Portugis menjelajah wilayah Asia, dan Nusantara di awal abad ke-16, tidak ada catatan resmi yang menyatakan bahwa bangsa penjelajah itu sudah membawa keris ke negerinya. Namun hampir satu abad kemudian, Compagnie van Verre, yang berpangkal di Amsterdam, Belanda, mengadakan ekspedisi yang pertama ke Asia (1595-1597), dan tercatat dalam sejarah bahwa orang-orang Belanda itu mulai membawa keris ke negerinya.

Presiden Joko Widodo dan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela KTT APEC Beijing pada 10 November 2014. (AFP PHOTO/POOL/MIKHAIL KLIMENTYEV)
Keberhasilan ekspedisi Belanda itu yang mengawali munculnya VOC (Verenigde Oostindische Compagnie) atau Perserikatan Dagang Hindia Timur. Aktivitas perdagangan VOC meliputi sejumlah besar negara di Pantai Timur Afrika, dan sebagian besar benua Asia, dari Tanjung Harapan sampai Pulau Deshima di Jepang.
Meski kegiatan VOC di Asia kemudian hari mengalami kerugian, tapi sampai akhir riwayatnya di tahun 1877, badan ini masih menjadi yang terbesar di antara perusahaan dagang yang beroperasi di Asia. VOC bahkan berhasil menyingkirkan Portugis yang lebih dulu membangun imperium perdagangan di Asia.
Selama dua abad kiprahnya, VOC menunjukkan catatan kegiatan yang mengagumkan. VOC memberangkatkan sekitar 4.700 kapal menuju Asia, dengan perincian 1.700 kapal di abad ke-17, dan 3000 lebih kapal di abad ke-18. Kapal-kapal tersebut di tahun 1602-1700 mengangkut 317.000 orang ke Asia. Sementara di tahun 1700-1795 mengangkut 655.000 penumpang.
Jadi, seumpamanya saja di setiap kapal VOC yang kembali ke negerinya itu terdapat satu buah keris, maka akan ada sedikitnya 4.700 keris sampai di Belanda. Atau jika separuh dari para penumpang kapal yang kembali ke Belanda membawa sebuah keris, maka 450.000 lebih keris terangkut ke Belanda atau Eropa. Sungguh angka yang fantastis.
Belum lagi armada Inggris dan Perancis telah berlayar memasuki wilayah Asia, dan Nusantara pada abad 17 dan 18. Ada kemungkinan lewat kapal-kapal Inggris dan Perancis, keris-keris dari Nusantara terbawa sampai ke Eropa. Jadi tidak mengherankan kalau kemudian keris-keris dari Nusantara, yang dianggap memiliki bentuk eksotis oleh masyarakat Eropa, kemudian menjadi koleksi tokoh sekelas Rembrandt, Putin, maupun Erdogan.
(Birul Sinari-Adi, dari berbagai sumber)
No Responses